Pengertian Dan Tujuan Kedisiplinan



Banyak orang mempersembahkan pengertian bahwa kedisiplinan akan dikaitkan sama dengan karyawan yang selalu hadir dan pulang sempurna pada waktunya.  Nitisemo (1996;12) mempersembahkan suatu klarifikasi ihwal pengertian dan kedisiplianan tersebut, menyerupai dikutip dibawah ini :
‘”….Kedisiplinan lebih sempurna kalau diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laris dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis ….”.
Sedangkan pendapat yang lebih spesifik diungkapakan oleh  Siswanto (1989 : 278) yaitu : “Disiplin kerja sanggup didefinisikan sebagi suatu sikap patuh, menghormati dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk mendapatkan sangsi-sangsi apabila ia melanggar kiprah dan wewenang yang didiberikan kepadanya”.
Pendapat lain dari  Hasibuan (1994 : 212) mengemukakan bahwa : “Disiplin kerja yaitu kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati tiruana peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”. Makara pada pada dasarnya disiplin kerja menghendaki suatu sikap yang harus dimiliki oleh karyawan untuk mematuhi, menghormati, dan mentaati tiruana peraturan baik itu peraturan tertulis yang berupa norma-norma maupun peraturan-peraturan yang tidak tertulis yang dianut oleh perusahaan tersebut.
Menegakkan disiplin kerja penting sekali bagi perusahaan alasannya yaitu dengan kedisiplinan itu diperlukan sebagian peraturan sanggup ditaati oleh setiap karyawan. Perlu sekali digaris bawahi  sebagian besar dalam kenyataanya susah sekali peraturan perusahaan tersebut bisa dipatuhi keseluruhannya oleh setiap karyawan. Makara dengan adanya kedisiplinan sanggup diperlukan pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefesien mungkin. Sebab bila tidak demikian maka tujuan perusahaan yang sudah direncanakan akan susah tercapai.
Walaupun demikian banyak motif dan alasan mengapa seorang karyawan tersebut mematuhi peraturan. Antara pejabat structural dengan pegawai pelaksana tentu tidak sama dalam memandang mengapa mereka harus patuh terhadap peraturan dan noma-norma yang berlaku dalam perusahaan.
Menurut pendapat dari  Siswanto (1989 : 80) mengemukakan beberapa tujuan dari pelatihan disiplin kerja karyawan, antara lain :
  • Agar para tenaga kerja mentaati segala peraturan dan kecerdikan dari perusahaan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis, serta melakukan perintah manajer dengan baik.
  • Dapat melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta bisa mempersembahkan servis yang terbaik kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
  • Dapat memelihara masukana dan pramasukana baik itu berupa barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.
  • Dapat bertindak dan berlaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku diperusahaan.
  • Agar para tenaga kerja bisa memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan cita-cita perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Menurut pendapat  Siswanto (1989 : 70) bahwa pelatihan disiplinkerja salah satu tujuannya yaitu untuk memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi. Hal ini terperinci mengacu pada tujuan perusahaan yang menginginkan suatu profibilitas yang tinggi, sehingga sanggup mengacu pertumbuhan perkembangan perusahaan tersebut.
Sedangkan Filippo (1989 : 207) mempersembahkan suatu uraian ihwal bagaimana cara dari pelatihan disiplin kerja, sehingga didapat dari hasil yang baik dalam pelaksanaanya, menyerupai yang dikutip dibawah ini :

  • Tindakan pendisiplin harus dilakukan secara rahasia, yaitu tindakan semacam itu harus dikenakan kepada yang bersangkutan secara belakang layar lantaran tujuannya untuk mendapatkan sikap yang baik bukan menghukum.
  • Pengenaan suatu eksekusi harus mengandung unsur yang sifatnya membangun harus didiberitahu secara terperinci dan sempurna alasan-alasan bagi tindakan yang dilakukan.
  • Tindakan pendisiplin harus dikenakan pada penyelia pribadi kepada bawahan.
  • Tindakan disiplin yang dilakukan secara tiba-tiba harus dilakukan oleh pendisiplin yaitu penting.
  • Konsistensi dalam pelaksanaan pendisiplin yaitu sangat penting. Sifat konsistensi ini sanggup diterapkan, pada eksekusi yang sama harus dikenakan pada pelanggaran yang sama.
  • Seorang penyelia pribadi dilarang dikenakan eksekusi di depan para bawahannya.
  • Sesudah dilakukan tindakan disiplin manajer harus berusaha untuk bersikap masuk akal terhadap karyawan.

Berdasarkan tinjauan diatas terperinci bahwa kiprah serta pimpinan sangatlah penting dalam menghipnotis sikap karyawan, khususnya karyawan bawahan sesuai dengan aturan yang dibentuk perusahaan.
Makara kesimpulannya, bahwa pada hakekatnya tujuan dari pelatihan disiplin kerja yaitu :
1.    Menumbuhkan rasa kesadaran akan nilai disiplin serta taat dan patuh terhadap posedur yang berlaku dalam perusahaan sehingga keuntungannya sanggup dirasakan dalam pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.
2. Memupuk semangat kerja karyawan sehingga karyawan tersebut sanggup melakukan pekerjaannya secara efektif dan efesian.
3.    Memdiberikan rasa percaya diri bahwa karyawan akan mendapatkan laba kalau kedua tujuan diatas sanggup terealisasi.
Keuntungan tersebut mencakup :
·         Karyawan ada yang sanggup mematuhi jam kerja dengan sempurna waktu.
·         Tingkat ketidakhadiran dalam masuk kerja menjadi baik.
·    Karyawan akan bertanggung balasan tehadap kiprah dan tujuan perusahaan dengan baik sehingga produktivitas kerja yang diharapkn sanggup tercapai.

close