Pengertian Kinerja Pegawai Dan Penilaiannya



Kerberhasilan organisasi sanggup dicapai dengan upaya kualitas SDM yang tersedia di organisasi. Upaya yang dilakukan sanggup berbentuk pengembangan perbaikan sistem kerja, pemdiberian kompensasi dan peningkatan kemampuan manajerialnya maupun kemampuan teknisnya. Kinerja organisasi sanggup tercapai dimulai dari  kinerja karyawan yang selalu meningkat. Kinerja ialah tidakan-tindakan atau pelaksanaan yang sanggup diukur  (Seymor, 1994:304) dan ukuran kinerja sanggup mencakup data produksi barang dan jasa, data personalia dan data lainnya (Cascio, 1982:310). Kinerja bukan suatu insiden tetapi hasil suatu tindakan yang ialah tindakan dari banyak sekali unsusr yang ada dalam organisasi dan kinerja ialah suatu hasil kerja secara teratur yang dicapai oleh karyawan dan organisasi (Mangkunegara, 2002:67).
Penilaian kinerja sanggup diukur dari hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu yang diindikasikan dari beberapa hal, contohnya jumlah penjualan, keuntungan yang diperoleh atau jumlah komplin maupun keluhan pelangan yang semakin sedikit.  ( M. As’at, 1982:5). Kinerja juga bekerjasama dengan kemampuan seluruh anggota organisasi dalam berperan di organisasi terutama tekanan dari dalam maupun dari luar organisasi.  Mempertahankan kinerja organisasi  diperlukan daya tahan dari setiap anggota organisasi kaena organisasi itu sendiri ialah dari kumpulan individu yang melaksanakan acara bersama. Kinerja karyawan (Job Perfomance) ialah sejumlah hasil yang tercermin dalam manifestasi kerja yang dilakukan karyawan atau organisasi yang biasanya dipakai sebagai dasar evaluasi atas pekerjaan. Menurut Agus Darma (1985:1) kinerja sebagai sesuatu yang dikerjakan atau produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh seseorang kepada sekelompok orang.
 Menurut Cascio (1982 : 310) ukuran kinerja sanggup mencakup data produksi barang dan jasa, data personalia dan data lainnya sesuai tujuan. Kinerja bukan suatu insiden t Mengatur kinerja ialah sebuah proses berkesinambungan yang melibatkan sumber daya insan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Karena proses, kinerja sangat tergantung pada keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, sanggup sangat berperan terhadap perubahan kinerja, baik kinerja yang menurun maupun kinerja yang meningkat.   Indikator pengukuran dari kinerja : 1) inisiatif, 2) kerjasama, 3) disiplin, 4) tanggungjawaban.
Dihubungkan dengan kemampuan, bahwa karyawan yang sangat bisa mungkin spesialuntuk membutuhkan sedikit upaya untuk mencapai kinerja yang tinggi dibandingkan dengan karyawan yang berkemampuan rendah mungkin harus berupaya keras untuk mencapai kinerja tinggi. (L.Mulyana, 1986 : 32) menyatakan bahwa kinerja ialah hasil dari kemampuan dan upaya karyawan.
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengukur seberapa tinggi hasil yang sudah dikeluarkan oleh karyawan dalam upaya mempersembahkan bantuan terhadap organisasi. Penilaian kinerja harus dilakukan secara adil, netral dan menggambarkan kinerja yang aktual. Penyebab kinerja yang rendah sering diabaikan dari proses evaluasi kinerja. Bila kinerja karyawan harus baik karyawan harus didiberi umpan balik ihwal kinerjanya, penyebabnya harus diperbaiki (Timpe, 233). Kinerja tidak sama antara satu karyawan dengan karyawan lainnya (As’at, 1982:5) alasannya ialah dipengaruhi oleh dua hal yaitu : 1) faktor individu dan 2) faktor situasi. Kinerja yang dihasilkan antara karyawan tidak sama alasannya ialah adanya faktor-faktor individu yang tidak sama contohnya alasannya ialah perbedaan kemampuan, fisik, motivasi dan faktor-faktor individu lain. Faktor –faktor situasi juga besar lengan berkuasa terhadap kinerja yang dicapai oleh anggota organisasi, ituasi yang mendukung contohnya adanya masukana yang baik, ruangan yang tenang, akreditasi atas pendapatnya, pemimpin yang mengerti kebutuhannya dan demokratis. Pemimpin yang otoriter, sistem kerja yang tidak konsisten, pelayanan yang tidak memuaskan tekanan terhadap tugas tentu akan menimbulakn kinerja yang rendah. Kinerja berarti harus memiliki daya tahan terhadap tekanan dan setiap anggota organisasi selalu menerima tekanan dari dalam diri maupun dari luar., sehingga perlu ditemukan cara yang efektif untuk meningkatkan daya tahan anggota organisasi. Kinerja individu juga bekerjasama dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu supaya sanggup berperan dalam organisasi.
Berdasarkan model tersebut sanggup diketahui bahwa kinerja tidak timbul dengan sendirinya disamping adanya perjuangan dan kemampuan, kinerja juga dipengaruhi faktor lain. Ditinjau dari sudut motivasi khususnya imbalan yang akan diperoleh sehubungan dengan kinerja, maka akan terlihat bahwa kinerja ialah bentuk hasil yang memuaskan. Sesuai yang diungkapkan oleh Gibson, (1989) bahwa kebutuhan bekerjasama dengan belum sempurnanya yang dialami oleh seseorang pada waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai pembangkit, aktivis perilaku, artinya apabila terdapat belum sempurnanya kebutuhan maka orang akan lebih peka terhadap usaha  yang harus dilakukan.

Sumber : Kutipan Tesis " anonim "
close