Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Disiplin Kerja



Hasibuan (1994 :214) mempersembahkan suatu klarifikasi wacana faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan disiplin kerja. Menurutnya bahwa “faktor yang menghipnotis tingkat kedisiplinan pegawai : tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keahlian, sanksi/hukuman, ketegasan dan korelasi kemanusiaan ”. Untuk lebih jelasnya sanggup dijelaskan faktor-faktor tersebut :
1.      Tujuan dan kemampuan
Tujuan harus terang dan sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan semoga karyawan  bersungguh-sungguh dan berdisiplin baik untuk mengerjakannya, akan tetapi kalau pekerjaan itu diluar kemampuan bahkan jauh diluar kemampuan, maka kesanggupan dan kedisiplinan karyawan akan rendah.
2.      Teladan Pimpinan
Keteladanan pimpinan sangat besar pengaruhnya dalam memilih kedisiplinan karyawan dalam perusahaan yaitu dengan mempersembahkan pola kedisiplinan, ketaatan, kejujuran, tingkah laku, serta perbuatan yang baik sehingga pantas untuk diteladani oleh bawahannya.
3.      Balas jasa
Balas jasa menghipnotis kedisiplinan karyawan alasannya balas jasa akan mempersembahkan kepuasan kepada karyawan dan kecintaan pada pekerjaan dan perusahaan, maka semakin tinggi disiplin karyawan.
4.      Keadilan
Apabila keadilan dijadikan dasar dalam pemdiberian balas jasa atau hukuman, maka keadilan dari pimpinan perusahaan sanggup merangsang disiplin kerja karyawan sehingga dengan adanya keadilan yang baik dibutuhkan tercipta keadilan yang baik.
5.      Waskat (pengawas melekat)
Adalah pengawasan yang menempel pada setiap pejabat atau tindakan nyata, efektif mencegah dan mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, menggali sistem kerja yang efektif dan membuat sistem control ynag baik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.
6.      Sistem hukum
Berat entengnya hukuman eksekusi yang diputuskan ikut menghipnotis baik buruknya disiplin kerja dan hukuman tersebut harus berdasarkan, pertimbangan yang logis dan masuk nalar dan diinformasikan keseluruh karyawan.
7.      Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik dalam perusahaan.
8.      Hubungan kemanusiaan
Hubungan serasi antara tiruana karyawan baik yang bersifat vertical maupun horizontal sanggup mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman sehingga sanggup memotivasi kedisiplinan yang baik bagi karyawan.
Faktor yang biasanya sering dipakai untuk mengetahui tingkat kediplinan kerja yaitu absensi. Banyak tidaknya karyawan yang tidak masuk kerja akan mencerminkan disiplin tidaknya karyawan dan hal ini akan kuat pada produktivitas.
close