Budidaya Padi Sawah

Tanaman padi termasuk golongan rumput-rumputan yang dikenal dengan sebutan Oryza sativa Linn (Anonim, 1995). Tanaman padi sanggup dikelompokkan dalam dua (2) bagian, yaitu : (1) pecahan vegetatif, terdiri dari akar, batang dan daun; (2) pecahan generatif, terdiri dari malai atau bulir, bunga, buah dan bentuk gabah. Tanaman sanggup tumbuh dengan baik di tempat yang diberiklim gerah dan lembab. Tanaman ini membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Curah hujan yang dikehendaki yakni 1.500 – 2.000 mm per tahun. Suhu yang baik bagi pertumbuhan tumbuhan padi yakni 23 derajat celcius ke atas. Ketinggian tempat yang cocok yakni 0 – 1.500 meter dari permukaan laut. Tanah untuk kebutuhan padi dibutuhkan adanya lumpur dengan perbandingan fraksi air, liat dan debu seimbang. Pada tanah sawah dibutuhkan air dalam jumlah yang banyak dan butir-butir tanah yang sanggup mengikatnya (Anonim, 1995).

Umumnya setiap petani didalam berusahatani tidak sama-beda dalam melaksanakan aktivitas yang berafiliasi dengan produksi khususnya padi sawah. Besar kecilnya produksi yang diperoleh ditentukan oleh kemampuan petani dalam menerapkan teknologi yang ada. Syamsuddin Abbas dalam Ismuadji (1983) menyatakan bahwa yang menimbulkan perbedaan-perbedaan produksi padi sawah yang dicapai oleh setiap petani yaitu bahwa teknologi tidak sepenuhnya diserap oleh petani. Hal senada dikemukakan pula oleh Soehardjo dan Dahlan Patong (1984) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam menerapkan teknologi gres yaitu umur petani, pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tenaga kerja, jumlah pendapatan dan luas areal garapan.

Hayami Okhawa (1990) menyatakan bahwa peningkatan produksi padi sawah sangat ditunjang oleh teknologi dan spesialuntuk akan menguntungkan jikalau petani sebagai pengelola usahataninya mau dan bisa menerapkan teknologi tersebut. Soehardjo dan Dahlan Patong (1984) menyatakan bahwa petani akan lebih mau menerapkan teknologi gres dalam usahataninya jikalau teknologi tersebut sanggup mempersembahkan laba yang kasatmata bagi petani, praktis dipakai dengan biaya terjangkau serta tidak beresiko terlalu tinggi. Fadholi Hernanto (1989) mengemukakan bahwa petani akan lebih respon dalam menerapkan suatu teknologi gres jikalau mempersembahkan laba langsung, tidak membutuhkan waktu yang usang dan tidak beresiko terlalu tinggi. Penerapan teknologi gres dalam operasi usahatani padi sawah intinya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas guna memenuhi kebutuhan pangan maupun pendapatan petani. Peningkatan produksi per satuan luas dan waktu pada perjuangan tani padi sawah tersebut spesialuntuk akan dicapai melalui penerapan teknologi panca usahatani yang optimal (H. Siregar, 1993). Selanjutnya dikatakan bahwa panca usahatani ialah lima tindakan budidaya yang dilaksanakan untuk mendapat hasil usahatani yang optimal. Tindakan tersebut meliputi : penerapan benih unggul, cara bercocok tanam yang baik, pemdiberian pengairan yang baik, pemupukan yang sempurna serta pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Kelima jenis aktivitas ini mempunyai keterkaitan dan ketergantungan yang sangat dekat antara satu dengan yang lainnya.

1. Penggunaan Benih Unggul

Benih varietas unggul ditinjau dari segi agronomi ialah benih yang mempunyai sifat unggul disbanding dengan varietas lain sehingga pada tingkat kondisi yang umum benih varietas unggul akan mempunyai hasil yang lebih tinggi. sepertiyang Anwas Adiwilaga (1992) mengemukakan bahwa padi yang bisa mempersembahkan hasil tinggi pada satuan luas tanah yakni yang mempunyai sifat-sifat : (1) mempunyai anakan yang banyak; (2) persentase anakan yang menghasilkan malai antara 80 – 90 %; (3) responsif terhadap pupuk dan berumur pendek; (4) lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Penggunaan benih unggul di kalangan petani lokal ialah hal yang gres dalam proses usahataninya, namun cara-cara yang berkaitan dengan pemilihan bibit yang baik sudah usang dilakukan, menyerupai menentukan bibit yang tua, meliputi dan berwarna kuning membersihkan. Sedangkan berdasarkan H. Siregar (1993) bahwa syarat suatu benih unggul yaitu : (1) tinggi tumbuhan antara 22 – 25 cm; (2) daun berkisar antara 5 – 6 helai; (3) batang bawah besar dan keras; dan (4) bebas dari hama dan penyakit.

2. Bercocok Tanam

Bercocok tanam yang baik memungkinkan tumbuhan sanggup tumbuh dengan baik dan sanggup mempersembahkan produksi yang tinggi. Teknik bercocok tanam ini meliputi : pengolahan tanah, pesemaian, pembuatan bedengan, penaburan benih, pencabutan benih, penyiangan dan penyulaman (Soehardjo dan Dahlan Patong, 1984). Penanaman benih padi sawah dilaksanakan berdasarkan contoh tertentu yang jarak tanamnya tergantung pada varietas, kerindangan tanah dan musim. Pada varietas unggul dipakai jarak tanam 20 x 20 cm pada ekspresi dominan kemarau, dan 25 x 25 cm pada ekspresi dominan hujan dengan 2 – 3 batang benih tiap lobang sedalam 2 cm tegak lurus (Sumartono, 1984).

3. Pengelolaan Pengairan

Pengairan (irigasi) dalam usahatani padi sawah ialah syarat pokok yang menjamin proses fisiologi pertumbuhan tumbuhan padi sawah. Pengairan disini yaitu perjuangan memanfaatkan air (irigasi) bagi pertumbuhan tumbuhan padi sawah (Mubyarto,1989).Peningkatan produksi akan lebih cepat terwujud melalui pengembangan suplay air yang dikelola secara baik.melaluiataubersamaini adanya irigasi, maka diharapkan frekwensi memanfaatkan dan penerapan lahan, penerapan teknologi, penerapan tenaga kerja dan perjuangan peningkatan produksi usahatani akan berlangsung lebih cepat dan terarah (Kaslan. A. Tohir, 1983). Selain itu, adanya air irigasi sanggup pula mengatasi faktor-faktor pembatas tanah, tanah yang kurang air, menyuburkan tanah tanah yang kurus melalui zat hara yang diangkut serta mengefektifkan input-input gres dalam proses produksi. Menurut Sumartono, 1984 bahwa untuk memperoleh produksi yang tinggi pada suatu usahatani, maka pengairan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai diberikut : (1) pada pertama pertumbuhan, yaitu sehabis bibit padi ditanam, sawah diairi kira-kira 2 – 3 cm dari permukaan tanah; (2) ketika pembentukan anakan, yaitu air dipertahankan kira-kira 3 – 5 cm (masa krisis pertama); (3) ketika pembentukan anakan, tunas bulir, air dipertahankan pada kimasukan 10 cm dari permukaan tanah; (4) ketika pembungaan (masa krisis kedua).

4. Pemupukan

Pemupukan ialah salah satu perjuangan untuk menambah ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Disamping itu pula, pemupukan dibutuhkan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah (Soepardi, 1992). melaluiataubersamaini demikian pemupukan ialah suatu perjuangan dalam meningkatkan produksi tanaman. Untuk terselenggaranya pemupukan tumbuhan secara baik dan efektif, maka yang perlu diperhatikan yakni takaran yang digunakan, cara pemdiberian pupuk, waktu yang sempurna pemdiberian pupuk dan keadaan air pada ketika pemdiberian pupuk. Sebaliknya, jikalau pemdiberian pupuk tidak sempurna akan menimbulkan keseimbangan unsur hara di dalam tanah tidak terkontrol dan kesudahannya produktivitas lahan akan menurun (Soepardi, 1992). Menurut Sumartono (1984), waktu pemdiberian pupuk dan takaran yang sempurna yaitu : (1) Pupuk Natrium (N) berupa Urea didiberikan sebanyak 2 kwintal per hektoare dan didiberikan dua kali : (a) satu jam sebelum tanam (saat tanam), takaran yang didiberikan sebanyak 2/3 pecahan dari jumlah pupuk urea, (b) pada umur 40 hari sehabis tanam, takaran yang didiberikan sebanyak 1/3 pecahan dari pupuk TSP; (2) Pupuk Phospor (TS) dan Kalium (ZK) masing-masing sebanyak satu kwintal per hektoare yangdidiberikan 1 - 2 hari sebelum tanam.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada dasarnya pengendalian hama dan penyakit tidak meningkatkan produksi, akan tetapi sanggup menjaga turunnya produksi sebagai akhir adanya serangan hama dan penyakit (Bakhtiar Rifai, 1980). melaluiataubersamaini adanya kemajuan teknologi pertanian maka perjuangan pengendalian hama dan penyakit sanggup dilakukan secara biologis, kimia dan secara fisik, termasuk di dalamnya pengaturan contoh tanam dan penerapan varietas-varietas unggul (Soemartono, 1984). Bila hal tersebut dilaksanakan sesuai dengan anjuran, maka produksi padi sawah sanggup dipertahankan dan pendapatan petani juga akan meningkat.
 

Sumber : Skripsi Teknik Pertanian  ( Penerapan Teknologi Pada Budidaya Padi Sawah )

close