Sifat-Sifat Pemimpin Sebagai Agent Of Change


an terdapat singgungan dan instruksi terhadap sifat Sifat-Sifat Pemimpin Sebagai Agent of Change Di dalam Al-Qur’an terdapat singgungan dan instruksi terhadap sifat-sifat pemimpin sebagai agent of change dengan segala bentuk dan tingkatan sosialnya sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 247.  Ayat tersebut memdiberi citra dengan merujuk kepada sejarah Bani Israil yang melewati fase peperangan. Dalam fase itu, mereka membutuhkan seorang pemimpin yang mempunyai dua sifat, sebagaimana sifat diputuskan oleh ayat tersebut. Sifat pertama, mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Syarat ini ialah hasil alami dari kesempurnaan akal. Sifat kedua, kesehatan dan kekuatan badan (fisik).

Hasil yang muncul dari kedua sifat ini ialah keberanian, kemampuan berperang (gizabul fikri), atau banyak sekali kemampuan yang lain. Manusia ialah fisik, nalar dan ruh. Kesehatan fisik dan kesempurnaan nalar akan menghasilkan seluruh sifat dan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang lalu penjelasannya diperluas oleh para ulama.

Dalam ayat yang lain, dikisah wacana Nabi Musa AS, Allah Swt berfirman sebagaimana perkataan putri Nabi Syu’ib yang menasehati dan mendorong bapaknya untuk mempekerjakanMusa.
"Salah seorang dari dua perempuan itu berkata; kerena sesungguhnya, orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang berpengaruh lagi dipercaya" (QS. Al-Qashas:26).

Musa spesialuntuk dituntut mengatur dan memelihara harta Syua’ib yang tidak lebih dari sektor pertanian dan binatang ternak. Tugas yang dibebankan di sini membutuhkan adanya kekuatan (fisik), sehingga Musa didiberikan amanah untuk menanggung beban pertanian dan pengembalaan. Selain kekuatan, juga diharapkan sifat sanggup dipercaya, sehingga ia bisa untuk menjaga harta yang akan ia rawat dan tidak merusak atau mengkhianati amanah pada harta tersebut. Dari ilustrasi di atas sanggup disimpulkan bahwa yang membedakan antara agent of change dalam Islam dengan agent of change dalam konsep umum ialah pada filosofi religiusitas dengan dasar anutan keimanan kepada al-Qur’an dan hadits Nabi. Konsep amanah, keterampilan, kredibilitas, kesempurnaan fisik dan nalar serta beban budbahasa yang mempunyai sangsi dunia dan akhirat. Hal tersebut sebagaimana diperaktekkan oleh Muhammad, Rasulullah, dalam riwayat hidupnya semenjak kecil sampai wafat, yang lalu juga dilanjutkan oleh para khalifah khulafaurrasyidin.
close