Bahasa Badan Perempuan Dan Laki-Laki Dalam Berpidato

 kita mengirimkan sejumlah sinyal yang tidak sama kepada audiens Bahasa Tubuh Wanita Dan Pria Dalam Berpidato
Saat memberikan pidato, kita mengirimkan sejumlah sinyal yang tidak sama kepada audiens. Sinyal yang paling aktual ialah komunikasi nonverbal, menyerupai penampilan, gerak fisik dan perangai seorang pembicara. Sehubungan dengan pengertian bahasa tubuh disini, kita juga akan mengulas penerapan kedua belah tangan dan lengan, gerakan tubuh, air muka ( mimic), kontak mata, gaya bicara, posisi berdiri (postur), serta cara berjalan menuju dan meninggalkan podium ( mimbar) atau panggung. Hal ini berlaku untuk perempuan dan pria.

Para peneliti sudah menyimpulkan bahwa lebih dari separuh proses komunikasi ialah proses nonverbal. Para audiens mulai memerhatikan seorang pembicara dan terlebih lampau bertanya Tanya terkena asal usulnya. Tanpa disadari oleh pembicara, para audiens akan menjadi bengong memandang seorang pembicara diiringi rasa penamasukan. Mungkin saja mereka sedang menilai pembicara tersebut dalam sikap membisu mereka.

Kita mengirimkan pesan kepada para audiens melalui sikap dan gerakan bawah sadar kita. Itu sebabnya saya menyarankan anda untuk memakai bahasa badan sebaik-baiknya. Ingatlah bahwa seulas senyum, mengangkat alis mata, menggaruk tanpa sadar pada pertama paha dan gerakan badan kita lainnya akan mempersembahkan sejumlah pesan kepada audiens, Entah kita menyadari atau tidak, kita akan terus mengirimkan sinyal.

Para audiens akan mempersembahkan evaluasi terhadap seorang pembicara menurut pada apa yang mereka lihat, termasuk sinyal yang kita kirimkan, dan pesan yang disuarakannya. tidak peduli prian maupun wanita.

Dalam public speaking, keseluruhan badan kita ialah perangkat efektif untuk memmenolong presentasi kita. Bahasa badan sanggup mengklasifikasi suatu pesan atau perhatian yang disampaikan dan meyakinkan ketulusan hati kita serta antusiasme kita kepada audiens. Jika kita sanggup memakai bahasa tubuh dengan sempurna dalam presentasi kita, kita akan sukses memberikan pesan lisan kita.

Bila bahasa badan kita tidak sebangun dengan pesan lisan yang kita sampaikan, sanggup dipastikan kita mengirimkan konflik pesan kepada audiens. melaluiataubersamaini demikian, kita gagal mencapai tujuan pidato kita. Apabila tujuan tersebut ialah menghibur, memotivasi, mengajak, atau mempersembahkan informasi, seorang pembicara harus menyesuaikan bahasa badan yang dipakai dengan tujuan pidato yang ingin dicapainya.

Ingatlah bahwa sebagai seorang pembicara, kita ialah bintang diatas podium atau panggung, sedikit saja kita melaksanakan suatu gerakan yang tak perlu, para audiens akan memerhatikan hal tersebut. Ingat bahasa tubuh juga sanggup menarikdanunik lawan jenis lho baik itu perempuan maupun pria.

Sumber : The Power Of Public Speaking  - Charles Bonar Sirait
close