Adat Toraja Ada Rambu Solo Dan Ritual Ma’Nene

Ketika berbicara terkena Toraja, sudahkah Anda mengenal dengan baik adat Toraja? Rambu Solo adalah upacara etika kematian yang dilakukan oleh masyarakat Toraja untuk menghormati serta menghantarkan arwah orang yang sudah meninggal dunia untuk menuju alam roh, yakni kembali pada keawetan bersama leluruh mereka di kawasan peristirahatan. Upacara etika kematian ini sering juga disebut sebagai upacara penyempurnaan kematian alasannya siapapun yang meninggal gres dinilai benar-benar sudah meninggal sebagai orang lemah atau sakit, sehingga ia tetap diperlakukan sebagaimana orang yang masih hidup, yakni dengan dibaringkan di atas kawasan pulas kemudian didiberi hidangan minuman dan masakan bahkan diajak berbicara. 

 Rambu Solo adalah upacara etika kematian yang dilakukan oleh masyarakat Toraja untuk me Adat Toraja Ada Rambu Solo dan Ritual Ma’nene
credit : majalahdiberita855.com

Upacara Rambu Solo
Puncak dari upacara Rambu Solo diselenggarakan kawasan di sebuah lapangan khusus. Dari etika toraja yang dilestarikan oleh masyarakat Toraja, upacara ini dilakukan dengan melaksanakan banyak sekali ritual menyerupai prosesi pembungkusan jenazah, pemdiberian ornament dari benang perak dan benang emas di peti jenazah, hingga penurunan mayat ke lumbung dengan tujuan untuk disemayamkan serta prosesi pengusungan mayat menuju kawasan peristirahatan terakhirnya. 

Atraksi Budaya
Adat Toraja yang mengulas terkena Rambu Solo tidak serta merta selalu terkena upacara pemakaman saja alasannya ada juga atraksi budaya yang dilakukan oleh masyarakatnya. Atraksi tersebut mencakup laga kerbau dimana kerbau yang dikorbankan akan diadu terlebih lampau gres kemudian disembelih maupun laga kaki. Tidak jarang juga dilakukan pementasan musik dan tarian khas Toraja.

Kerbau
Adapun kerbau yang akan disembelih pada upacara etika Toraja ini dilakukan dengan cara ditebas lehernya dengan satu kali tebasan saja, cara ini menjadi ciri khas dari masyarakat Toraja. Kerbau yang hendak disembelih bukan kerbau biasa melainkan kerbau bule Tedong Bonga yang satu buntutnya dijual sekitar 10-50 juta-an.

Ritual Ma’nene

Selain etika Toraja Rambu Solo, ada juga ritual unik dalam prosesi pemakaman yakni ritual Ma’nene yang adalah sebuah ritual untuk mengenang para leluhur, saudara maupun handai taulan yang sudah tiada. Ma’nene adalah mayat yang sudah diawetkan, dan bagi masyarakat setempat, kematian adalah sesuatu hal yang disakralkan dan bagi mereka kematian wajib dihormati, mereka yang sudah mati biasanya ditempatkan di dalam gua dan selama bertahun-tahun lamanya didiamkan saja di dalam sana. Dan bagi masyarakat Baruppu, ritual ini juga diartikan sebagai perekat korelasi antar keluarga, bahkan hal ini menjadi etika yang tidak tertulis dan selalu dipatuhi oleh tiap masyarakatnya. Kabarnya, dikala salah satu orang dari pasangan meninggal, maka pasangan yang sudah ditinggalkan dilarang kawin lagi sebelum mengadakan ritual Ma’nene, alasannya dinilai masih sah suami istri dengan yang sudah meninggal dan setelah melaksanakan ritual Ma’nene gres dapat dikatakan sebagai single yang dapat kawin lagi. Ritual ini dilaksakan tiap tahun sekali dan menjadi ciri khas dari etika Toraja, warisan leluhur yang hingga kini masih dijaga dan dilestarikan. 

Masyarakat Toraja menganut etika atau kepercayaan dan hukum dan ritual tradisional yang sangat ketat yang mana sudah ditentukan sebelumnya oleh nenek moyangnya, kita harus selalu menghormati dan menghargai etika istiadat tersebut, alasannya meskipun kini banyak masyarakat Toraja yang beragama Protestan dan Katolik, masih banyak yang tetap memegang teguh etika dan tradisi dari leluhurnya dan terlepas dari keyakinan etika Toraja terkena prosesi dan ritual pemakaman. Toraja mempunyai banyak sekali peninggalan sejarah dan warisan etika yang sangat unik yang dapat kita gali lebih dalam dikala kita mempunyai peluang untuk melakukannya.
close